Gunung Burangrang adalah salah satu gunung berapi tua yang berada di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Bandung Barat. Meskipun ketinggiannya “hanya” sekitar 2.064 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menyimpan daya tarik yang tidak kalah dengan gunung-gunung lain di Pulau Jawa.

Baca juga : Atlético Nacional Raksasa Hijau Medellín
Baca juga : Gaya Hidup Dian Sastrowardoyo Karier Keluarga
Baca juga : Club Atlético Independiente Rey de Copas Argentina
Baca juga : wisata Patagonia Keajaiban Alam
Baca juga : Biografi Profesional Emil Elestianto Dardak
Letaknya yang strategis, sejarah geologi yang unik, jalur pendakian yang relatif singkat, serta panorama alam yang memesona menjadikan Burangrang populer di kalangan pendaki, pecinta alam, dan peneliti.
1. Letak Geografis dan Posisi Strategis
Gunung Burangrang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bersebelahan dengan Gunung Tangkuban Parahu yang lebih populer. Jika dilihat dari peta topografi, Burangrang merupakan bagian dari sisa letusan Gunung Sunda Purba, sebuah gunung raksasa yang pernah ada ribuan tahun lalu sebelum meletus dahsyat dan membentuk kawasan dataran Bandung sekarang.
- Koordinat: sekitar 6°47′ LS dan 107°34′ BT.
- Batas wilayah:
- Utara: Lembang dan Gunung Tangkuban Parahu.
- Selatan: Cisarua dan Padalarang.
- Timur: Bandung.
- Barat: Purwakarta.
Keberadaan Gunung Burangrang sangat penting karena menjadi penyangga ekosistem Bandung Utara. Banyak sungai kecil yang berhulu di gunung ini, sehingga kawasan ini juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air.
2. Ketinggian dan Karakteristik
Dengan ketinggian 2.064 mdpl, Burangrang bukanlah gunung yang terlalu tinggi bila dibandingkan dengan Semeru, Slamet, atau Kerinci. Namun, jalur pendakiannya cukup menantang karena relatif curam dan dipenuhi tanjakan tajam.
- Jenis gunung: gunung api tua (stratovolcano).
- Kondisi jalur: dominan hutan pinus, semak, dan tanah lempung yang bisa licin saat hujan.
- Durasi pendakian: rata-rata 2–4 jam untuk mencapai puncak, tergantung jalur dan kondisi fisik.
Gunung ini ideal untuk pendakian sehari (one day trip) maupun untuk pendaki pemula yang ingin melatih fisik sebelum mencoba gunung lebih tinggi.
3. Sejarah Geologi
Gunung Burangrang merupakan salah satu sisa dari Gunung Sunda Purba, gunung api raksasa yang tingginya diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl. Ribuan tahun lalu, gunung raksasa ini meletus dengan dahsyat, meninggalkan kaldera raksasa. Dari sisa-sisa kaldera inilah kemudian terbentuk Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Letusan besar tersebut diyakini ikut membentuk Cekungan Bandung, yang sekarang menjadi lokasi berdirinya Kota Bandung. Jadi, bisa dikatakan bahwa Burangrang adalah saksi sejarah terbentuknya dataran tinggi Bandung.
4. Jalur Pendakian Gunung Burangrang
Ada beberapa jalur populer untuk mencapai puncak Burangrang, dan masing-masing memiliki karakteristik sendiri.
a. Jalur Legok Haji
- Jalur paling populer.
- Akses mudah dari kawasan Situ Lembang.
- Waktu tempuh 2–3 jam ke puncak.
- Cocok untuk pendaki pemula karena jalur relatif jelas.
b. Jalur Komando
- Berangkat dari markas latihan Kopassus di Lembang.
- Lebih menantang dengan tanjakan curam.
- Sering dipakai untuk latihan fisik TNI.
c. Jalur Karang Anyar
- Aksesnya agak sulit.
- Cocok untuk pendaki yang ingin suasana lebih sepi.
d. Jalur Purwakarta
- Jalur alternatif dari arah barat.
- Lebih jarang digunakan, biasanya oleh penduduk lokal.
5. Keindahan Alam dan Daya Tarik
Meskipun ketinggiannya sedang, Burangrang menawarkan panorama indah yang membuat banyak pendaki kembali lagi.
- Pemandangan dari puncak: terlihat jelas Situ Lembang, Gunung Tangkuban Parahu, bahkan Gunung Ciremai di kejauhan.
- Sunrise & sunset: Burangrang adalah spot favorit untuk berburu matahari terbit dan tenggelam.
- Flora: hutan pinus, puspa, saninten, edelweiss, dan tanaman khas pegunungan Jawa Barat.
- Fauna: lutung, monyet ekor panjang, burung jalak, elang, dan berbagai serangga khas hutan tropis.
6. Fakta Menarik Gunung Burangrang
![Burangrang, Gunung Kecil [Tidak] Ramah Pemula - ZOETAMI - Traveling & Hiking](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpNsnzjsl5CvVpTlEKjdeDB8WPaipPFblnLRe8aQ5lwjAtMMKXaIK3CYPsG862-9n4kWpqR4dcNvNWHv0fGQSbENYrNB8Sz3SGcvDXsUzfO8Nq5T_c79Qj_BRDavMS8HCAh4H9x1Y_8Ih_/w1200-h630-p-k-no-nu/Burangrang+01.jpg)
- Sisa Gunung Sunda Purba → bersama Tangkuban Parahu dan Bukit Tunggul, Burangrang adalah pecahan dari gunung raksasa purba.
- Sering dipakai latihan militer → kedekatannya dengan pusat latihan TNI di Lembang menjadikannya lokasi favorit untuk survival training.
- Pendakian singkat → bisa ditempuh dalam sehari, sehingga populer di kalangan pendaki pemula maupun komunitas pecinta alam.
- Legenda lokal → masyarakat sekitar percaya Burangrang punya hubungan dengan legenda Sangkuriang dan Tangkuban Parahu.
- Spot camping & hammock → banyak area datar di dekat puncak yang cocok untuk berkemah ringan.
7. Persiapan Pendakian
Meskipun tidak terlalu tinggi, Burangrang tetap membutuhkan persiapan:
- Perlengkapan wajib: sepatu gunung, jas hujan, jaket, air minum 2–3 liter, makanan ringan, senter, dan kotak P3K.
- Tiket masuk: biasanya sekitar Rp 15.000–25.000 (tergantung jalur).
- Cuaca: lebih baik mendaki saat musim kemarau (Mei–September).
8. Burangrang dalam Budaya dan Pariwisata
Selain sebagai destinasi pendakian, Burangrang juga erat kaitannya dengan budaya masyarakat Sunda. Banyak orang mengaitkan gunung ini dengan kisah Sangkuriang—gunung yang terbentuk dari pecahan perahu raksasa.
Dalam pariwisata, Burangrang sering dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin mendaki gunung tetapi tidak memiliki waktu lama. Letaknya dekat dengan Lembang, yang juga terkenal dengan wisata kuliner dan alamnya (Farmhouse, Floating Market, Maribaya).
9. Konservasi dan Tantangan

Sayangnya, Burangrang menghadapi beberapa masalah:
- Sampah pendakian: meskipun jalur singkat, banyak pendaki meninggalkan sampah plastik.
- Perambahan hutan: beberapa area mulai digunakan untuk ladang dan kebun.
- Kebakaran hutan: ancaman saat musim kemarau panjang.
Perlu kesadaran pendaki dan pengelola agar Burangrang tetap lestari.
10. Rangkuman Fakta Cepat
- Nama: Gunung Burangrang
- Ketinggian: 2.064 mdpl
- Lokasi: Bandung Barat, Jawa Barat
- Jenis: Gunung api tua, sisa Gunung Sunda Purba
- Durasi pendakian: 2–4 jam
- Flora & fauna: hutan pinus, edelweiss, lutung, burung jalak
- Keunikan: latihan militer, sunrise & sunset spot, sejarah geologi unik
Gunung Burangrang mungkin bukan gunung tertinggi atau terpopuler di Indonesia, tetapi keberadaannya sangat penting—baik secara ekologis, historis, maupun budaya. Sebagai sisa Gunung Sunda Purba, Burangrang adalah saksi sejarah terbentuknya Cekungan Bandung. Sebagai destinasi pendakian, ia menawarkan jalur singkat namun menantang, cocok untuk pemula maupun pendaki berpengalaman.
Dengan panorama indah, kedekatan dengan Bandung, serta nilai sejarahnya, Burangrang layak mendapat tempat istimewa di hati para pecinta alam. Namun, semua itu hanya bisa tetap lestari jika kita menjaganya dengan kesadaran—tidak membuang sampah sembarangan, menghormati alam, dan mendaki dengan bijak.