Palung Mariana Misteri Terdalam Samudra

Palung Mariana Misteri Terdalam Samudra

Palung Mariana, yang terletak di Samudra Pasifik Barat, adalah titik terdalam di permukaan Bumi. Panjangnya sekitar 2.550 kilometer dengan lebar rata-rata 69 kilometer. Titik terdalamnya, yang dikenal sebagai Challenger Deep, mencapai kedalaman sekitar 10.984 meter menurut pengukuran modern. Palung ini menjadi simbol tantangan ekstrem bagi para ilmuwan, insinyur, dan penjelajah laut dalam. Penjelajahan Palung Mariana bukan hanya ujian teknologi, tetapi juga pintu menuju pemahaman lebih luas tentang ekosistem laut dalam, geologi, dan potensi sumber daya alam.
Sejarah Penemuan Palung Mariana
pertama kali dipetakan secara kasar pada tahun 1875 oleh ekspedisi HMS Challenger, menggunakan metode sounding (pengukuran kedalaman dengan tali dan pemberat). Hasilnya menunjukkan kedalaman lebih dari 8.000 meter, yang saat itu sudah dianggap luar biasa. Namun, pengukuran yang lebih akurat baru terjadi pada 1951 oleh kapal HMS Challenger II, yang menemukan titik terdalam dan menamainya Challenger Deep.
Pada 23 Januari 1960, ekspedisi bersejarah yang dipimpin oleh Jacques Piccard dan Letnan Don Walsh menggunakan kapal selam bathyscaphe Trieste berhasil mencapai dasar Challenger Deep. Mereka menjadi manusia pertama yang melihat langsung dasar Palung Mariana, meski hanya dalam waktu singkat karena tekanan ekstrem.
Penjelajahan
Menjelajahi Palung Mariana membutuhkan teknologi yang dapat bertahan pada tekanan lebih dari 1.000 atmosfer, setara dengan beban sekitar 50 jet jumbo di atas satu titik. Teknologi utama yang digunakan meliputi:
Kapal Selam Berawak

Tantangan Laut Dalam - Semua Halaman - National Geographic

Contoh: Trieste (1960), Deepsea Challenger (2012).
Didesain dengan lambung sferis dari baja atau titanium, dilengkapi jendela akrilik tebal untuk observasi.
ROV (Remotely Operated Vehicle)
Kendaraan tanpa awak yang dioperasikan dari kapal induk.
Dapat mengambil sampel, memotret, dan merekam video.
AUV (Autonomous Underwater Vehicle)
Robot mandiri dengan sensor dan kamera.
Digunakan untuk pemetaan dasar laut dan penelitian jangka panjang.
Instrumen Pemantauan Tekanan dan Suhu
Alat ini membantu memahami kondisi fisik di kedalaman ekstrem.
dengan Misi-Misi Penting 1960 – Bathyscaphe Trieste
Mencapai kedalaman 10.916 meter, membawa dua penjelajah manusia pertama ke Challenger Deep.
1995 – Kaikō (Jepang)
Menggunakan ROV yang berhasil mencapai dasar palung dan mengambil sampel organisme.
2009 – Nereus (AS)
AUV ini melakukan eksplorasi hingga 10.902 meter, namun hancur pada 2014 karena tekanan.
2012 – James Cameron
Sutradara film Avatar menggunakan Deepsea Challenger untuk menyelam solo hingga dasar palung, membawa kamera 3D.
2019 – Victor Vescovo
Dalam proyek Five Deeps Expedition, ia memecahkan rekor kedalaman 10.928 meter menggunakan kapal selam DSV Limiting Factor.
hasil penemuan
Kehidupan Laut Dalam
Meskipun tekanan dan kegelapan ekstrem, Palung Mariana menjadi rumah bagi amfipoda, cacing polychaete, holothurian, dan mikroorganisme unik. Penemuan ini menunjukkan bahwa kehidupan dapat beradaptasi pada kondisi yang sebelumnya dianggap tidak mungkin.
Bakteri Pemakan Hidrokarbon
Ditemukan mikroba yang mampu mendegradasi hidrokarbon, berpotensi berguna dalam bioteknologi dan pembersihan tumpahan minyak.
Plastik di Kedalaman Terdalam
Sayangnya, pada 2019 ditemukan kantong plastik dan mikroplastik di Challenger Deep, membuktikan bahwa polusi manusia telah menjangkau titik terdalam bumi.
Formasi Geologi
Struktur sedimen dan batuan menunjukkan proses subduksi lempeng tektonik yang mempengaruhi pembentukan gunung berapi dan gempa bumi di wilayah Pasifik.

Palung Mariana bukan tanpa risiko. Beberapa tantangan utamanya
Tekanan Ekstrem
Setiap 10 meter kedalaman menambah 1 atmosfer tekanan. Di Challenger Deep, tekanannya >1.000 atmosfer.
Keterbatasan Teknologi
Material harus memiliki kekuatan tinggi namun tetap ringan untuk mengapung kembali ke permukaan.
Kondisi Lingkungan
Suhu mendekati titik beku, kegelapan total, dan arus bawah laut yang tidak terduga menyulitkan navigasi.
Biaya Ekspedisi
Satu misi bisa menghabiskan biaya puluhan juta dolar, dengan risiko kerusakan peralatan tinggi.
Potensi Masa Depan
Bioteknologi: Mikroba ekstrem dapat menghasilkan enzim atau senyawa baru untuk obat-obatan.
Energi dan Mineral: Endapan mangan, kobalt, dan mineral langka menjadi incaran industri masa depan.
Studi Astrobiologi: Kehidupan di kedalaman ekstrem bisa menjadi analog bagi penelitian kemungkinan kehidupan di planet lain seperti Europa (bulan Jupiter) atau Enceladus (bulan Saturnus).
Pengembangan teknologi kapal selam mini, robot otonom, dan sensor canggih diharapkan membuat eksplorasi menjadi lebih efisien dan aman.

baca juga : Membiasakan Disiplin Buang Sampah pada Anak
baca juga :  Filosofi Monozukuri akar teknologi jepang
baca juga : Pengangguran Banyak Orang Stres Meningkat!