Gunung Kaba, atau yang juga dikenal dengan nama Bukit Kaba, adalah salah satu gunung berapi aktif di Pulau Sumatra yang memiliki keunikan tersendiri.

Baca juga : Club Nacional de Football Sejarah Uruguay
Baca juga : Don Lego Jejak Karya Konsistensi Ska Bandung
Baca juga : Wulan Guritno Pesona Abadi Ketangguhan
Baca juga : Club Atlético Peñarol Sejarah uruguay
Baca juga : Wisata Kota Brebes Menyelami Alam Budaya
Baca juga : Terbang Genjring MusikTradisional Islami Brebes
Terletak di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, gunung ini bukan hanya menyimpan potensi geologi yang penting, tetapi juga menyajikan panorama alam yang luar biasa indah. Dengan ketinggian sekitar 1.952 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Kaba menjadi salah satu ikon wisata alam Bengkulu dan destinasi favorit bagi para pendaki serta wisatawan lokal.
Lokasi dan Aksesibilitas
Gunung Kaba terletak di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Gunung ini berada dalam gugusan Pegunungan Bukit Barisan, rangkaian pegunungan vulkanik yang membentang sepanjang Pulau Sumatra. Secara geografis, posisinya berada pada koordinat 3°31′ Lintang Selatan dan 102°37′ Bujur Timur.
Akses menuju Gunung Kaba
- Dari Kota Bengkulu, perjalanan ke Curup (ibu kota Kabupaten Rejang Lebong) memakan waktu sekitar 3–4 jam dengan kendaraan bermotor.
- Dari Kota Curup ke pos pendakian Gunung Kaba di Desa Sumber Urip, dibutuhkan sekitar 30–45 menit perjalanan darat.
- Jalur menuju pos pendakian sudah cukup baik, meskipun di beberapa titik jalannya sempit dan berliku khas pegunungan.
Kemudahan akses ini menjadikan Gunung Kaba relatif lebih populer dibandingkan gunung-gunung lain di Bengkulu, terutama bagi wisatawan domestik.
Karakteristik Fisik dan Geologi
Ketinggian dan Bentuk
Gunung Kaba memiliki ketinggian sekitar 1.952 mdpl, menjadikannya bukan gunung tertinggi di Sumatra, tetapi cukup dominan dalam lanskap Kabupaten Rejang Lebong. Secara bentuk, gunung ini termasuk dalam kategori stratovolcano atau gunung berapi kerucut. Stratovolcano umumnya terbentuk dari letusan berulang yang menghasilkan lapisan lava, abu vulkanik, dan material piroklastik.

Kawah Utama
Gunung Kaba memiliki dua kawah utama yang menjadi ciri khasnya:
- Kawah Hidup
- Kawah ini masih aktif dan mengeluarkan asap sulfur berwarna putih hingga kekuningan.
- Bau belerang sangat kuat tercium di sekitar kawah.
- Dinding kawah tampak curam dan berbatu, dengan warna abu-abu kecokelatan.
- Kawah Mati (Kawah Lama)
- Kawah ini sudah tidak aktif.
- Bagian dasarnya dipenuhi dengan genangan air berwarna kehijauan yang mengandung belerang.
- Lebih aman untuk dijadikan lokasi wisata, meskipun tetap perlu kehati-hatian.
Aktivitas Vulkanik
- Letusan Gunung Kaba tercatat sejak abad ke-19. Beberapa catatan kolonial Belanda mendokumentasikan aktivitas vulkaniknya.
- Aktivitas vulkanik terakhir dalam skala signifikan terjadi pada abad ke-20, meskipun letusan besar tidak sering terjadi.
- Saat ini, status Gunung Kaba relatif tenang, meskipun asap sulfur dari kawah hidup menandakan adanya aktivitas magmatik di bawah permukaan.
Flora dan Fauna
Gunung Kaba memiliki ekosistem hutan tropis pegunungan yang masih terjaga di beberapa bagian. Vegetasi yang tumbuh di sekitar kawasan ini cukup beragam:
Flora
- Hutan pegunungan tropis: Didominasi oleh pohon besar berdaun lebat, seperti meranti, medang, dan puspa.
- Vegetasi subalpin: Di ketinggian tertentu, tumbuh perdu dan tanaman khas dataran tinggi.
- Tumbuhan unik: Ada beberapa jenis anggrek hutan, kantong semar (Nepenthes), serta pakis-pakisan yang menghiasi jalur pendakian.
- Perkebunan teh: Di kaki gunung terdapat hamparan perkebunan teh yang luas dan menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Fauna
- Satwa kecil seperti kera ekor panjang, tupai, dan burung hutan cukup mudah ditemui.
- Burung endemik Sumatra, seperti rangkong dan murai, masih dapat dijumpai di kawasan hutan Gunung Kaba.
- Reptil kecil seperti biawak dan ular hutan juga hidup di area ini.
Jalur Pendakian dan Wisata

Gunung Kaba terkenal sebagai gunung yang relatif ramah bagi pendaki pemula karena jalurnya tidak terlalu ekstrem.
Jalur Pendakian
- Jalur utama: melalui Desa Sumber Urip. Dari sini, pendaki bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 2–3 jam hingga ke puncak.
- Akses kendaraan: Sebagian jalur dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat hingga ke area parkir di dekat pos perizinan.
- Kondisi jalur: Jalannya berupa tanah dan batuan, dengan vegetasi hutan tropis yang teduh.
Objek Wisata di Sekitar Gunung Kaba
- Kawah Hidup dan Kawah Mati – daya tarik utama yang wajib dikunjungi pendaki.
- Perkebunan Teh Kaba – hamparan hijau perkebunan teh yang luas dan sejuk.
- Pemandian Air Panas Suban – berada tidak jauh dari kaki gunung, dipercaya memiliki khasiat kesehatan.
- Panorama Puncak – dari atas puncak, terlihat indahnya Kota Curup, lembah hijau, serta deretan Pegunungan Bukit Barisan.
Nilai Budaya dan Spiritual
Bagi masyarakat Rejang Lebong, Gunung Kaba bukan sekadar objek wisata, melainkan juga bagian dari kehidupan budaya dan spiritual mereka.
- Beberapa cerita rakyat menyebutkan bahwa gunung ini dihuni oleh roh penjaga.
- Dalam tradisi masyarakat setempat, gunung sering dikaitkan dengan mitos dan legenda yang diwariskan turun-temurun.
- Gunung juga menjadi simbol keseimbangan antara manusia dan alam.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata
Gunung Kaba memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian masyarakat sekitar, khususnya melalui sektor pariwisata.
- Ekowisata: Pendakian, camping, dan wisata edukasi vulkanologi dapat dikembangkan.
- Agrowisata: Perkebunan teh di kaki gunung bisa menjadi daya tarik wisata agro.
- Wisata kesehatan: Sumber air panas belerang dapat dijadikan destinasi terapi alami.
- UMKM lokal: Masyarakat sekitar bisa mengembangkan kerajinan tangan, kuliner khas, dan produk olahan teh untuk mendukung pariwisata.
Fakta-Fakta Menarik Tentang Gunung Kaba

- Gunung Kaba merupakan salah satu dari sekitar 129 gunung berapi aktif di Indonesia.
- Lokasinya yang strategis di Bukit Barisan menjadikan pemandangan dari puncak sangat menakjubkan.
- Jalur pendakian Gunung Kaba sering digunakan oleh sekolah dan komunitas untuk kegiatan pendidikan alam.
- Kawah mati dengan air kehijauan sering dijuluki sebagai “danau belerang mini”.
- Perkebunan teh di kaki gunung sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
- Gunung ini relatif aman didaki, tetapi tetap menyimpan potensi bahaya gas beracun dari kawah.
Gunung Kaba adalah perpaduan antara keindahan alam, kekayaan geologi, nilai budaya, dan potensi wisata. Meski ketinggiannya tidak setinggi gunung-gunung populer di Sumatra lainnya seperti Gunung Kerinci atau Gunung Dempo, Gunung Kaba memiliki daya tarik tersendiri. Dari kawah aktif yang masih mengepulkan asap sulfur, hutan tropis yang rimbun, hingga hamparan perkebunan teh yang menyejukkan mata, semuanya menjadikan Gunung Kaba sebagai salah satu destinasi unggulan Bengkulu.
Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan pemerintah serta masyarakat, Gunung Kaba bisa menjadi ikon ekowisata Bengkulu yang mendunia. Selain memberikan manfaat ekonomi, pelestarian Gunung Kaba juga penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan warisan alam bagi generasi mendatang.